Apta Wijdan Rowfani
Rabu, 09 April 2025
Rabu, 22 Januari 2025
Damiana, Raih Juara 1 Penyuluh Agama Katolik Teladan Kategori ASN Tingkat Provinsi DKI Jakarta
Damiana, Penyuluh Agama Katolik Kankemenag Kota Jakarta Timur meraih juara 1 pada event Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Provinsi DKI Jakarta untuk Kategori ASN yang digelar Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta pada Sabtu(19/10/2024) di Jakarta.
Setelah melalui proses Panjang, berupa pembuatan video hingga penulisan Karya Tulis Ilmiah, akhirnya Damiana dapat lolos dan menjadi yang terbaik.
“Puji Tuhan, diawali dengan keraguan, namun berkat dukungan keluarga dan rekan kerja akhirnya saya beranikan diri untuk ikut. Ini merupakan pengalaman pertama dan tidak disangka dapat terpilih, “ Ucap Damiana Ketika ditemui Humas JakTim usai kegiatan yang digelar Densus 88 dan Kemenag, Senin 21 Oktober 2024 di Aula Kankemenag Kota JakTim.
Dengan Kemenangan ini, Perempuan yang lahir 54 tahun silam di Kampung Ukit – Ukit ini membuat dirinya semakin tertantang untuk lebih berprestasi dan berkarya lebih baik lagi. Damiana juga sangat bersyukur dengan support yang diberikan keluarga, terutama suaminya Benediktus Tenang Edy Purwantoro. Tidak hanya suaminya kedua buah hatinya, Ignatius Baroo Cakra Wibisono Empawi (26) dan Christopher Aditya Krisna Buwana (22) juga turut mendukungnya.
“Keluarga mendukung saya untuk menjalankan pekerjaan ini dengan baik dan maksimal. Jika saya melakukan penyuluhan, maka suami, anak dan ponakan yang ada di rumah saya bersama-sama membereskan semua kebutuhan di rumah” Tutur Damiana.
Tak hanya keluarga, rekan kerja dan lingkungan binaan pun turut mendukung. Mulai dari Rekan kerja sesame penyuluh agama, Penyelenggara Katolik, Puryanto, pimpinan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, Zulkarnain hingga tokoh Masyarakat dan warga Binaannya.
“Saya sangat bersyukur karena mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri dan belajar banyak hal dari semuanya dan para nara sumber yang saya temui,” Tambah Damiana.
Untuk Karya Tulis, Damiana menuliskan tentang Pendidikan Iman Anak Sejak Dini dalam Keluarga Katolik Untuk Mempersiapkan Generasi Emas.
Damiana berharap, kedepannya kegiatan Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan dapat semakin baik, sukses dan semakin menumbuhkan jiwa kompetitif yang positif kepada Para Penyuluh, sehingga para penyuluh semakin bersemangat dan termoivasi dalam melaksanakan kegiatan kepenyuluhan.
Permasalahan Ibadah di Bekasi "Upaya Damai Jaga Toleransi di Kota Paling Toleran”
Kota Bekasi, yang dikenal sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia, baru-baru ini dihadapkan pada tantangan terkait kegiatan ibadah jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Trinitas. Masalah ini mencuat setelah sebuah video viral di media sosial, menampilkan seorang oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menyampaikan keberatan atas ibadah yang dilaksanakan di rumah salah seorang jemaat di Jl. Siput Raya, Bekasi Selatan (24/9).
Meski sempat menjadi sorotan publik, Kementerian Agama (Kemenag) RI menyayangkan insiden ini dan menegaskan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan dengan damai melalui dialog dan mediasi yang melibatkan berbagai pihak. Kemenag menekankan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama di tengah masyarakat yang majemuk.
Pembimbing Masyarakat Kristen (Pembimas Kristen) Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, Harapan Nainggolan, yang hadir mewakili Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI, turut memantau langsung situasi di lokasi. Dalam kunjungannya, tidak ditemukan adanya gangguan dari aktivitas ibadah yang dilakukan. Bahkan, beberapa umat Kristen di sekitar lokasi, meskipun berasal dari gereja yang berbeda, tidak mempermasalahkan kegiatan ibadah tersebut.
Kehidupan beragama di Indonesia, khususnya di Kota Bekasi, selalu didasari oleh prinsip toleransi dan saling menghormati. Perbedaan agama, keyakinan, dan cara beribadah seharusnya memperkaya keberagaman, bukan menjadi sumber konflik. Kasus GMIM Trinitas ini mengingatkan kita semua bahwa menjaga keharmonisan di tengah masyarakat yang plural adalah tanggung jawab bersama.
Bekasi sendiri telah lama diakui sebagai kota dengan tingkat toleransi yang tinggi. Ini tidak terlepas dari usaha keras pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan kehidupan yang rukun dan harmonis. Namun, tantangan seperti yang dihadapi GMIM Trinitas menunjukkan bahwa menjaga toleransi memerlukan upaya berkelanjutan, terutama di tingkat komunitas lokal.
Kementerian Agama menegaskan pentingnya dialog sebagai cara efektif untuk menyelesaikan persoalan terkait kebebasan beribadah. Dalam kasus ini, solusi dicapai melalui komunikasi terbuka antara pihak-pihak yang terlibat, tanpa harus memicu ketegangan lebih lanjut. Langkah ini menunjukkan bahwa perbedaan pandangan dapat diatasi dengan damai, jika setiap pihak membuka ruang dialog dan berusaha saling memahami.
Kemenag juga mengimbau agar insiden serupa tidak terulang di masa depan. Masyarakat diingatkan bahwa kerukunan adalah fondasi utama dalam membangun bangsa yang kokoh. Menciptakan ruang untuk dialog dan saling menghormati menjadi kunci agar setiap agama dapat hidup berdampingan secara damai.
Bekasi telah membuktikan diri sebagai kota yang mampu menjaga kerukunan antarumat beragama. Kasus yang melibatkan GMIM Trinitas menjadi pelajaran penting bahwa toleransi bukan hanya soal menerima perbedaan, tetapi juga tentang menghargai dan merangkul keberagaman dengan penuh pengertian.
Masyarakat Bekasi, dengan latar belakang agama dan suku yang beragam, telah menunjukkan bahwa perbedaan dalam cara beribadah dan keyakinan tidak menjadi penghalang untuk hidup damai berdampingan. Dengan pendekatan dialog yang tepat, rasa saling pengertian tetap terjaga, menciptakan lingkungan yang harmonis dan kondusif bagi semua umat beragama.
Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa toleransi adalah tindakan nyata yang harus diwujudkan setiap hari. Bekasi, sebagai kota yang dikenal karena toleransinya, diharapkan bisa terus menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman.
Langkah-langkah dialog dan penyelesaian damai yang telah diambil dalam kasus ini diharapkan dapat mempererat hubungan antarumat beragama di Kota Bekasi dan menjadi inspirasi bagi seluruh Indonesia dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, rukun, dan penuh toleransi.
Hari Santri 2024, Menteri Agama Ajak Santri Berjuang untuk Masa Depan Bangsa
Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin apel peringatan Hari Santri di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Menag Nasaruddin menekankan peran penting santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Menag juga mengingatkan bahwa santri adalah salah satu kelompok yang aktif melawan penjajahan. Menurutnya merujuk pada peristiwa Resolusi Jihad yang diumumkan oleh Hadratus Syeikh Kyai Haji Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
Dalam fatwa tersebut, Hasyim Asy'ari menyatakan bahwa berperang melawan penjajah merupakan kewajiban setiap Muslim.
“Semangat Resolusi Jihad memberi dorongan kepada santri dan masyarakat untuk melawan penjajah, yang kemudian berlanjut pada peristiwa 10 November1945, yang kita kenang sebagai Hari Pahlawan,” kata Nasaruddin.
Hari Santri 2024 mengusung tema Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan. Nasaruddin menjelaskan bahwa tema ini menunjukkan tanggung jawab santri untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu dengan semangat yang sama dalam menghadapi tantangan zaman sekarang.
“Dulu, perjuangan dilakukan dengan senjata kini santri berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan ilmu dan pengetahuan,” tambahnya.
Nasaruddin juga mengungkapkan bahwa santri memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di berbagai bidang, seperti presiden, menteri, atau pengusaha. Menag juga menyebutkan contoh Gus Dur dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai sosok santri yang sukses dalam kariernya.
"Santri bisa menjadi apa saja asalkan berjuang dan tidak menyerah. Pepatah pesantren ‘Man Jadda Wajada’ harus menjadi pegangan kita," jelas Menag.
Nasaruddin menegaskan bahwa Hari Santri bukan hanya untuk santri dan pesantren, tetapi untuk seluruh elemen bangsa. Ia mengajak semua masyarakat untuk merayakan Hari Santri sebagai bentuk kecintaan kepada tanah air.
Nasaruddin juga mengajak semua hadirin untuk mendoakan para pahlawan, ulama, dan santri yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Peringatan Hari Santri 2024 dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk santri dari berbagai pesantren, pejabat negara, dan tokoh agama. Melalui kegiatan ini, diharapkan santri dan masyarakat Indonesia semakin kompak dalam membangun masa depan dengan semangat juang yang tinggi dan inovasi untuk kemajuan bangsa.
Menag ajak umat beragama jaga lingkungan dalam perayaan Natal
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak seluruh umat beragama untuk menjaga dan mencintai lingkungan dalam perayaan Natal Nasional 2024 di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu malam.
"Ensiklik Laudato Si' yang disampaikan oleh Paus Fransiskus juga sejalan dengan visi kita di dalam menjaga lingkungan sebagai rumah bersama. Kita diajak untuk bertanggung jawab atas kelestarian alam demi generasi mendatang yang menjadi bagian dari misi keadilan sosial," katanya.
Ia menegaskan, perayaan Natal adalah momentum untuk merenungkan perjalanan masyarakat, baik sebagai individu maupun bangsa.
"Mari kita jadikan kelahiran Sang Juru Selamat sebagai inspirasi untuk terus memperkuat iman, melayani sesama, dan mewujudkan perdamaian di tengah masyarakat," ujarnya.
Nasaruddin juga mengajak semua umat beragama untuk melanjutkan semangat Natal dalam tindakan nyata, bekerja sama lintas sektor dan agama, serta menciptakan Indonesia yang damai, makmur, dan berkeadilan, sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.
"Mari kita jadikan perayaan Natal 2024 sebagai momentum untuk membumikan ajaran agama dalam semangat cinta kasih kemanusiaan, yang akan membawa kedamaian dan kerukunan sebagai prasyarat pembangunan. Ini adalah kontribusi besar umat beragama bagi kemajuan Indonesia," katanya.
Menag juga menegaskan, Natal tahun ini bukan sekadar perayaan spiritual, melainkan juga momentum untuk mengukuhkan nilai-nilai persatuan dan toleransi di dalam keberagaman bangsa.
"Indonesia adalah rumah besar bagi berbagai suku, agama, dan budaya yang menjadi kekayaan luar biasa. Natal menjadi pengingat bahwa kedamaian dan kasih Kristus tidak menjadi batas perbedaan," tuturnya.
Ketua Umum Perayaan Natal Indonesia 2024 Thomas Djiwandono menyatakan bahwa perayaan Natal Nasional di GBK, Jakarta Pusat dihadiri sekitar 11 ribu undangan, yang terdiri atas perwakilan ASN dan anggota TNI/Polri, umat Kristen Katolik dan Protestan di Jabodetabek, para pengurus dan anggota organisasi masyarakat Katolik dan Protestan, tokoh agama, masyarakat, hingga anak-anak panti asuhan dan penyandang disabilitas.
Perayaan Natal Nasional 2024 juga dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, juga jajaran anggota Kabinet Merah Putih, di antaranya Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Menko Polhukam Budi Gunawan, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri PPPA Arifah Fauzi.
Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kapolri Sulistyo Sigit, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Panglima TNI Agus Subianto, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Agama ingin perkuat toleransi beragama dengan kurikulum cinta
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar ingin memperkuat toleransi antar umat beragama dengan menyusun kurikulum cinta untuk menciptakan kedamaian.
“Kami akan menciptakan suatu kurikulum cinta. Jujur saya melihat guru agama dalam mengajarkan agamanya, kita yang paling benar, yang lainnya salah, sesat. Jadi, apa jadinya kalau anak-anak disuguhi kebencian dalam NKRI yang sangat plural ini? Jadi, yang ada hanya toleransi semu. Kita tidak ingin menciptakan itu,” kata Nasaruddin saat dijumpai di wilayah Jakarta Utara, Jumat malam (17/1).
Nasaruddin mengatakan, toleransi yang sesungguhnya adalah menanamkan rasa cinta antar satu sama lain sesama manusia dan warga negara Indonesia (WNI).
Sehingga, kata dia, jangan ada kebencian yang tertanam melalui kurikulum pendidikan.
“Itu sangat bahaya,” ujarnya.
Oleh karena itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Ke-5 ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mengajarkan anak-anak tentang rasa kebersamaan, rasa cinta satu sama lain, sekalipun berbeda keyakinan. Dia meyakini bahwa seluruh agama yang ada pasti mengajarkan cinta kasih.
“Memang tujuan kita sama. Kenapa kita tidak menekankan aspek persamaan ini? Kenapa menonjolkan perbedaannya saja? Hari ini kita akan menciptakan Indonesia baru dalam teologi baru bahwa Indonesia adalah contoh untuk kerukunan umat beragama sedunia,” kata Nasaruddin.
Penyuluh Agama Kristen Kankemenag Kota Jakarta Timur, Feni Melani Ajak Anak Bersikap Rendah Hati
Jakarta, (Humas Kankemenag Kota Jakarta Timur)—Sikap rendah hati merupakan sikap yang kerap kali disebut dalam Al Kitab. Sikap rendah hati dalam Alkitab diartikan sebagai sikap kelembutan, ketaatan, rasa hormat, ketundukan, dan kesederhanaan. Jangan Seperti api yang sombong pada kekuatannya. Demikian diungkapkan Penyuluh Agama Kristen Feni Melani Ketika memberi Bimbingan Rohani kepada anak-anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Pondok Kopi Jakarta Timur, Jumat. (10/01/2025).
Feni menjelaskan, Sebenarnya api itu baik, banyak berguna dan bermanfaat untuk manusia, contohnya seperti nyala lilin, keberadaan api membuat lilin berguna untuk menerangi ruangan yang gelap gulitaAkan tetap, kebermanfaatan itu akan terkikis jika nyala api menjadi besar, tentu akan membahayakan dan dapat melukai.
Berdasarkan cerita dalam alkitab, lanjut Feni, ada seseorang Bernama Yohanes, ia adalah seorang pembaptis yang tidak sombong. Ia menyambut Tuhan yesus dengan rendah hati, meskipun Yohanes sendiri adalah orang hebat yang membaptis Tuhan Yesus.
“Dari kisah ini kitab isa ambil pembelajaran bahwa sebagai seorang Kristen kita harus mengikuti apa yang diajarkan Al Kitab, salah satunya bersikap rendah hati,” Jelas Feni.
Sebagai penyuluh Agama Kristen, Feni Melani memiliki kewajiban untuk membimbing umat kristiani lebih mengenal Tuhan Yesus Kristus dan mengimaninya. Karenanya Feni selalu membuka tangannya kepada umat kristiani yang membutuhkan bimbingan Rohani. Di SDN 04, bimbingan Rohani ini sudah dilakukan feni sejak Bulan November 2024 kemarin.
“Saya harap Ilmu saya berguna untuk anak-anak, paling tidak saya dapat mengembangkan iman dasar sesuai kehendak-Nya,”Pungkas Feni.
Penyuluh Agama Lakukan Pembinaan Rutin Untuk Napi Menjadi Da'i
Dalam upaya meningkatkan kualitas kerohanian dan akhlak para warga binaan, para penyuluh agama rutin melakukan pembinaan dengan tujuan agar mereka menjadi da'i yang berbobot. (22/1/2024)
Program ini dilaksanakan oleh Kanwil. Kementerian Agama Provinsi Kalbar menggandeng Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Pontianak.
Pembinaan yang rutin dilakukan oleh H.Kartono, S.PdI.M.Pd (Fungsional Pendidik Keagamaan) untuk memberikan ilmu agama yang lebih mendalam kepada para warga binaan, dengan harapan agar mereka dapat berubah perilakunya dan menjadi pendakwah yang dapat membimbing masyarakat setelah menjalani ibadahnya. ini melibatkan penyuluh agama dari Kanwil ementerian Agama Provinsi Kalbar yang bekerja sama dengan petugas pemasyarakatan melalerjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah disepakati seja
Pembangunan ini dilakukan setiap hari Minggu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pontianak.
Pembangunannya rutin dilakukan setiap Rabu pagi sejak awal Januari 2023.
Tujuan dari pembinaan ini adalah untuk mengubah pola pikir dan perilaku para narapidana (napi) dengan mengajarkan ilmu agama yang baik dan benar, serta mempersiapkan mereka untuk memberikan manfaat bagi masyarakat setelah dibebaskan.
Caranya: Pelatihan dilakukan melalui ceramah, diskusi, dan pelatihan praktik dakwah yang disampaikan oleh para konselor agama yang berkompeten. Para warga binaan juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk membentuk karakter mereka sebagai pendakwah.
Dengan konstruksi tersebut, diharapkan para narapidana tidak hanya menjadi individu yang lebih baik, namun juga mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat setelah menjalani masa hukumannya.
Pengajian Tausyiah Agama Rutan Kotabumi, Membahas Hikmah Dari Peristiwa Isra Mi'raj
Kotabumi, 22 Januari 2025 - Masjid Nur Hidayah di Rutan Kelas IIB Kotabumi menjadi saksi kegiatan pengajian tausyiah agama yang berlangsung khidmat pada Rabu pagi. Kegiatan ini dihadiri oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dibawah pengawasan pegawai pembimbingan kemandirian, Duwi Mardyanto, dengan semangat untuk menimba ilmu agama. Pengajian kali ini menghadirkan Ustadz Iwan Andista sebagai pemateri, yang membawakan tausyiah bertemakan hikmah dari peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam ceramahnya, beliau mengupas makna mendalam dari perjalanan mulia Rasulullah. Di antaranya, pentingnya usaha menjaga amanah, keyakinan tentang keberadaan Allah yang Maha Tinggi di atas langit ketujuh, serta keesaan Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
Kegiatan yang dimulai pukul 11.10 hingga menjelang adzan zuhur ini berlangsung dengan tertib dan penuh perhatian dari para peserta. Pengajian ini menjadi momen penting bagi WBP untuk memperkuat keimanan sekaligus menambah wawasan keagamaan. Dengan suasana yang penuh khidmat, kegiatan diakhiri dengan doa bersama, membawa harapan agar nilai-nilai yang disampaikan dalam tausyiah dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh peserta.
Indahnya Toleransi, Gereja Buka Halaman Untuk Salat Id
Setiap tahun, umat muslim yang berbondong datang menjalankan Salat Id di Masjid Jami memang selalu membludak hingga meluber sampai ke kawasan Kayutangan. Oleh karena itulah Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan pun membuka halaman depan gerejanya supaya dapat digunakan oleh umat muslim untuk menjalankan ibadah Salat Id.
Para Romo, Suster, Frater, dan umat dengan ramah mempersilakan umat muslim untuk masuk halaman gereja. Pihak gereja terlihat telah menyediakan alas untuk para Jemaah Salat Id menggelar sajadahnya. Kebiasaan ini ternyata sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi bukti indahnya toleransi keberagaman di Kota Malang.
“Kami selalu terbuka untuk teman-teman muslim. Ini halaman kita, dan kita persilakan untuk digunakan salat. Ini adalah salah satu bentuk toleransi. Kami ingin menyediakan tempat karena memang kami berdekatan dengan masjid juga. Kami ingin menunjukkan bahwa persaudaraan sejati itu ada,” terang Pastur Rekan Gereja Kayutangan, Romo Paulus Teguh, O.Carm.
Romo Teguh bersama umat muslim di momen ini juga bersama-sama menyanyikan lagu dari musisi Bimbo untuk direkam dan diunggah sebagai ucapan selamat Hari Raya Idulfitri bagi saudara umat muslim. Tak hanya itu, pihak gereja juga menyesuaikan jam ibadah pagi sehingga baik umat muslim maupun Katolik dapat lebih leluasa dalam menjalankan ibadahnya.
“Misa pagi biasanya kami adakan jam enam pagi, tapi kalau ada Salat Id kami undur jamnya untuk memberi ruang bagi saudara-saudara (umat muslim) menjalankan salat lebih dulu. Baru setelah itu kami adakan misa,” sambung Romo Teguh.
Romo Teguh berharap bahwa rasa toleransi dapat terus dipupuk dan diperkuat di Bumi Arema ini. ”Semoga perdamaian antarsesama manusia terus terjaga, khususnya di Kota Malang. Paling tidak, hanya ini yang bisa kami lakukan untuk mewujudkan toleransi dan perdamaian,” imbuhnya.
Salah satu umat muslim yang menjalankan ibadah Salat Id di halaman gereja, Dhita, merasa sangat terkesan dengan besarnya toleransi ini. Dikatakannya bahwa ini adalah kali pertama baginya menjalankan Salat Id di halaman sebuah gereja.
“Lebaran kali ini punya kesan sendiri bagi saya dan keluarga, yaitu Salat Id di halaman gereja. Tadi juga sempat berswafoto bareng keluarga di depan gereja. Menyenangkan dan terharu, karena ternyata toleransi itu nyata dan sangat indah,” ucapnya tersenyum.
-
Kota Bekasi, yang dikenal sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia, baru-baru ini dihadapkan pada tantangan terkait kegiatan ib...
-
Damiana, Penyuluh Agama Katolik Kankemenag Kota Jakarta Timur meraih juara 1 pada event Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Pro...
-
Jakarta (ANTARA) - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mengatakan kunjungan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatik...